Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar
yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi.
Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan
dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom)
tergantung pada distribusi pembebanan.
Pekerjaan Kolom melibatkan beberapa kegiatan antara
lain adalah:
1.
Penentuan
As kolom.
2.
Pembesian
kolom.
3.
Pembuatan
bekisting.
4.
Pengecoran
kolom.
5.
Pembongkaran
bekisting.
6.
Perawatan
beton.
1.
Cara Penentuan AS Kolom
Titik-titik as
kolom ditentukan dan diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat
ukur Theodolit. Titik as kolom harus
ditentukan secara akurat karena sangat menentukan hasil pekerjaan selanjutnya.
Jika terjadi kesalahan dalam penentuan titik as, maka letak as kolom akan berubah dengan kolom dibawahnya atau diatasnya.
Gambar. Pengukuran
As kolom
2.
Pembesian
Kolom
Tulangan utama yang
digunakan pada pekerjaan lantai 6 adalah tulangan ulir dengan D22, sengkang
D10. Panjangoverlaptulangan sebesar
0,8-1 m.
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai
berikut:
a. Pembesian atau perakitan tulangan
kolom pada proyek ini menggunakan kolom precast yang dikerjakan di lantai dasar
bangunan.
b. Perakitan tulangan kolom dilakukan
dengan membaca gambar kerja yang telah dirancang sebelumnya.
c. Sebelum merakit tulangan kolom,
diawali dengan pemotongan dan pembengkokan besi yang dilakukan dilokasi proyek
dilapangan terbuka.
d.
Tulangan
dan sengkang yang akan dipakai diukur terlebih dahulu lalu dipotong dan
dibentuk sesuai panjang yang diinginkan.
e.
Tulangan
dan sengkang yang telah dibentuk dibawa ke lokasi pekerjaan untuk dirakit.
f.
Setelah
tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut
dengan menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
3.
Pembuatan
Bekisting Kolom
Bekisting kolom
adalah alat bantu sementara yang berfungsi untuk membentuk beton pada saat
pengecoran kolom dilaksanakan, sehingga diperoleh bentuk beton sesuai dengan
perencanaan. Dalam pengerjaan beton, bekisting memegang peranan penting.Oleh
karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu yang sesuai dengan
jenis pekerjaan dan perlu direncanakan sedemikian rupa supaya konstruksi tidak
mengalami kerusakan akibat lendutan atau lenturan yang timbul ketika beton
dituang.
Pada proyek ini bekisting kolom yang
digunakan menggunakan jenis PERI GT-24 dengan panjang 3,6 m buatan Germany yang dirakit langsung dilapangan
terbuka dengan jumlah pekerja untuk satu bekisting adalah dua orang dan lama
perakitan bekisting ini memakan waktu selama 2-3 jam.
Adapun
langkah kerja dalam pemasangan bekisting kolom adalah:
a.
Bekisting dirakit terlebih dahulu, seperti gambar.
Gambar. Bekisting yang telah
dirakit
b.
Melakukan marking posisi kolom sebagai tempat dimana
bekisting akan diletakkan. Jarak marking posisi kolom ini adalah setebal
selimut beton yaitu 4-5 cm.
c.
Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.Sepatu
kolom ini berfungsi sebagai penahan posisi tulangan kolom agar tidak berubah
posisi pada saat pengecoran, dan juga berfungsi sebagai penahan bekisting
bagian bawah agar posisi bekisting tidak berubah dan ukuran kolom menjadi
benar.
d.
Kemudian bekisting diangkat dan dipasang ke kolom
dengan menggunakan tower crane.
Gambar. Pemasukan bekisting ke tulangan
kolom
e.
Tie rod dipasang untuk mengikat mal dan kemudian dikuatkan dengan wing nut pada bekisting
yang telah dipasang sehingga pada saat pengecoran tidak terjadi kebocoran.
f.
Kemudian push pull prop RS dikaitkan dengan steak
yang telah dipasang sebelumnya pada lantai. Fungsi dari push pull prop RSini sendiri adalah untuk mengatur ketegakan bagian
atas bekisting sekaligus sebagai penyokong bekisting. Baji kemudian dipasangkan
pada setiap kopling, dimana kopling berfungsi sebagai penyambung brace.
g.
Cek vertikalitasbekisting
dengan menggunakan unting-unting atau
baji yang tujuannya untuk mengetahui rata tidaknya bekisting.
h.
Sebelum
dilakukan pengecoran pastikan bahwa semua
benar-benar sudah siap untuk dicor
4.
Pengecoran
Kolom
Beton yang
dipakai dalam pengecoran kolom merupakan ready mix design dari Keraton dengan mutu beton
K-350.
Adapun
langkah pengerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a.
Persiapan Pengecoran
Dalam persiapan pengecoran semua
bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran agar
terhindar dari kerusakan beton. Kemudian,
bekisting yang telah dirakit diolesi dengan oli bekas. Ketika bekisting telah
dipasang 2 orang pekerja naik ke atas bekisting dan memasang balok disetiap
sisi dengan tebal 5 cm sebagai acuan tebal selimut beton dan kedalam 10 cm dari
atas bekisting.
b.
Pelaksanaan Pengecoran
Campuran
beton dituangkan dari concrete mixer truck kedalam bucket cor yang telah dipasangkan selang. Kemudian bucket cor diangkat menggunakan tower crane ke lantai 6 tempat kolom
akan dicor. Pada saat pengangkatan bucket corditutup/dikunci
agar tidak tumpah.
Gambar. Penuangan mortar beton
Pada saat pengecoran tutup bucket cordibuka dan beton dituangkan kedalam bekisting. Penuangan
beton dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Tinggi jatuh penuangan beton tidak boleh terlalu tinggi
agar tidak terjadi segregasi.
Jarak penuangan dari bucket ke
bekisting kolom berjarak ≤ 1,50 m. Selama proses
pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator atau bisa juga dipukul-pukul
dengan palu karet yang tujuannya untukmenghilangkan rongga-rongga udara serta
untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
5.
Pembongkaran Bekisting
Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap
mengeras. Pada lantai 6 pembongkaran bekisting kolom dilakukan ±18 jam dari
proses pengecoran terakhir. Hal ini dilakukan guna menghindari kerusakan/cacat
pada beton.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam pembongkaran bekisting:
a.
Kendorkan
semua baut dan wing nut pada mal
bekisting.
b.
Kemudian
mengendorkan dan melepas push pull prop
RS dari steak.
c.
Setelah semua
dikendorkan, kemudian bekisting kolom diangkat dan dipindahkan ketempat lain
dengan menggunakan tower crane.
6.
Perawatan Beton
Setelah dilaksanakan
pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton (curing).
Dalam proyek ini perawatan beton pada kolom dilakukan 3 kali 24 jam dengan
menggunakanpavement curing(lapisan
pendingin). Tujuan curingadalah untuk
menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau untuk menjaga
kelembaban dan suhu beton.
Perawatan ini dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan kekuatan beton yang
tinggi, tetapi juga untuk memperbaiki mutu dan keawetan beton.
Perawatan beton (curing) dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a.
Menyemprotkan
dengan lapisan khusus/ bahan kimia pada permukaan beton.
b.
Membasahi
secara terus-menerus permukaan beton dengan air.
Namun
perawatan yang dilakukan untuk beton pada kolom dalam proyek ini hanya
menggunakan cara (b) yaitu membasahi secara terus-menerus permukaan beton
dengan air.
Sanggat membantu sis, sebagai referensi saya dalam menyusun skripsi, mantap siss, okeoke mantap :)
BalasHapusThank buat postingannya good.
BalasHapus