Dunia Sipilku
Sabtu, 14 Januari 2017
PONDASI TIANG PANCANG
A. PONDASI TIANG PANCANG
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari
struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari
struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih
dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang
pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke
dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe
tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag
diklasifikasikan berbeda-beda.
Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang
bermunculan. Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang
adalah:
1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras.
2. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila
tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil
pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras
apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang
pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat
menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada
jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas
daya pikul dari tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya
di bangun di atas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi
tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan
metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jertty atau dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan
apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja
padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang
cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada
lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles,
1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan
atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
B.
Penggolongan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan
pemakaian bahan, cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut
ini akan dijelaskan satu persatu.
Ø Pondasi tiang pancang menurut
pemakaian bahan dan karakteristik strukturnya
Tiang
pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori (Bowles, 1991) antara lain:
a. Tiang Pancang Kayu
Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan
sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang
pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi
bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang
runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud khusus,
seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak
kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah
sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus
tanah keras atau tanah kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam
penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak
mudah busuk apabila tiang katu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di
bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk
apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan
serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan menunda atau
memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat
melindungi untuk seterusnya. Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah
rawa dan daerah-daerah dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah
Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang dan lurus
dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan sebagai tiang pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah
: bahan kayu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak
cacat, contohnya kayu berlian. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa
terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu
tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua kayu
lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus
dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 – 86 dengan menggunakan instalasi
peresapan bertekanan.
Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan
dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu
keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk
mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
Keuntungan
pemakaian tiang pancang kayu:
· Tiang pancang dari kayu relatif
lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan.
· Kekuatan tarik besar sehingga pada
waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti
misalnya pada tiang pancang beton precast.
· Mudah untuk pemotongannya apabila
tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah.
· Tiang pancang kayu ini lebih baik
untuk friction pile dari pada untuk end bearing pile sebab
tegangan tekanannya relatif kecil
· Karena tiang kayu ini relatif
flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang-tiang pancang
selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak
tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah
beban horizontal tersebut hilang.
Kerugian pemakaian tiang pancang
kayu:
· Karena tiang pancang ini harus
selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar dapat tahan lama,
maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan
menambah biaya untuk penggalian.
· Tiang pancang yang di buat dari kayu
mempunyai umur yang relatif kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di
buat dari baja atau beton terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering
naik dan turun.
· Pada waktu pemancangan pada tanah
yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu dapat berbentuk berupa
sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut
kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan
terhadap arah yang telah ditentukan.
· Tiang pancang kayu tidak tahan
terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang menyebabkan kebusukan.
b. Tiang Pancang Beton
1. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast renforced concrete pile
adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan
beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan.
Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol,
sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton
ini haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen
lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat
sendiri adalah besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat
pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul
beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini tergantung dari
dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari pada
tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada
tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit
dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa
lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Keuntungan
pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:
· Precast Concrete Reinforced Pile ini
mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di
gunakan.
· Tiang pancang ini dapat di hitung
baik sebagai end bearing pile maupun friction pile.
· Karena tiang pancang beton ini tidak
berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini
tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya.
· Tiang pancang beton dapat tahan lama
sekali, serta tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive
asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile :
· Karena berat sendirinya maka
transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast reinforced concrete
pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
· Tiang pancang ini di pancangkan
setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu
sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.
· Bila memerlukan pemotongan maka
dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama.
· Bila panjang tiang pancang kurang,
karena panjang dari tiang pancang ini tergantung dari pada alat pancang ( pile
driving ) yang tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan
memerlukan alat penyambung khusus.
2.
Precast Prestressed Concrete Pile
Precast Prestressed Concrete Pile
adalah tiang pancang dari beton prategang yang menggunakan baja penguat dan
kabel kawat sebagai gaya prategangnya.
Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile:
·
Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.
·
Tiang pancang tahan terhadap karat.
·
Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.
Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:
·
Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
·
Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
·
Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk
disambung.
Tiang pancang Precast Prestressed
Concrete Pile ( Bowles, 1991 )
3. Cast in Place Pile
Pondasi tiang pancang tipe ini adalah
pondasi yang di cetak di tempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu
dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu
penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan
dua cara:
1. Dengan
pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan
ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.
2. Dengan pipa baja yang di pancangkan
ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton, sedangkan pipa tersebut tetap
tinggal di dalam tanah.
Keuntungan
pemakaian Cast in Place :
·
Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
·
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak
dalam transport.
·
Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Kerugian pemakaian Cast in Place :
·
Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya
menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
·
Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
·
Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak
dapat dikontrol.
c. Tiang Pancang Baja
Pada umumnya, tiang pancang baja
struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan
kotak dapat digunakan. Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H.
Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar
sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah
seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini
akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan
tahanan ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang
baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah, panjang tiang yang berada
dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.
a. Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap,
maka karat yang terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir
mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
b. Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen
maka akan menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi
karena terendam air.
c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah
lapisan tanah yang padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan
pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang
pancang baja.
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas
yang dekat dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition (keadaan
udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan
organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan memoles tiang baja
tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton sekurang-kurangnya 20” (± 60
cm) dari muka air tanah terendah.
Keuntungan
pemakaian Tiang Pancang Baja:
· Tiang pancang ini mudah dalam dalam
hal penyambungannya.
· Tiang pancang ini memiliki kapasitas
daya dukung yang tinggi.
· Dalam hal pengangkatan dan
pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.
Kerugian
pemakaian Tiang Pancang Baja:
· Tiang pancang ini mudah mengalami
korosi.
· Bagian H pile dapat rusak atau di
bengkokan oleh rintangan besar.
d. Tiang Pancang Komposit
Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri
dari dua bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu
tiang. Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan bagian atas
dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya dengan bahan beton
di atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa perlakuan apapun disebelah
bawahnya. Biaya dan kesulitan yang timbul dalam pembuatan sambungan menyebabkan
cara ini diabaikan.
B.
Ukuran Tiang
Pancang dan Beban yang Dapat Ditanggung
Berbagai ukuran tiang pancang yang
ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :
MINIPILE dan MAXIPILE.
a.
Minipile (Ukuran Kecil)
Tiang
pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah
dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:
-Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.
-Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan
25x25.
·
Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran
28 mampu menopang beban 25-30 ton
·
Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran
32 mampu menopang beban 35-40 ton.
·
Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20
mampu menopang tekanan 30-35 ton.
·
Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x
25 mampu menopang tekanan 40-50 ton.
b.
Maxipile (Ukuran Besar)
Tiang
pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang
ini digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi.
Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.
C.
Alat Pancang Tiang
Dalam pemasangan tiang kedalam
tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer)
mesin uap, pemukul getar atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari
berbagai macam alat pemukul diperlihatkan dalam Gambar 2.4a sampai dengan 2.4d.
Pada gambar terebut diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan pada kepala tiang
dalam pemancangan. Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala
tiang yang kadang-kadang dibentuk dalam geometri tertutup.
(a)
(b)
(c) (d)
Gambar 2.4 Skema pemukul tiang : (a)
Pemukul aksi tunggal (single acting hammer), (b) Pemukul aksi double (double
acting hammer), (c) Pemukul diesel (diesel hammer), (d) Pemukul getar
(vibratory hammer) ( Hardiyatmo,H.c., 2002 ).
1.
Pemukul Jatuh (drop hammer)
Pemukul jatuh terdiri dari blok
pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu
kemudian dilepas dan menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat
pelaksanaan pemancangan berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada
volume pekerjaan pemancangan yang kecil.
2.
Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)
Pemukul aksi tunggal berbentuk
memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh udara atau uap yang terkompresi,
sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul
aksi tunggal adalah sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh (Gambar 2.4a).
3.
Pemukul Aksi Double (double-acting
hammer)
Pemukul aksi double menggunakan uap
atau udara untuk mengangkat ram dan untuk mempercepat gerakan ke bawahnya
(Gambar 2.4b). Kecepatan pukulan dan energi output biasanya lebih tinggi
daripada pemukul aksi tunggal.
4. Pemukul
Diesel (diesel hammer)
Pemukul diesel terdiri dari
silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi bahan bakar. Pemukul tipe ini
umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan menggunakan bahan bakar minyak.
Energi pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram
ditambah energi hasil dari ledakan.
5.
Pemukul Getar (vibratory hammer)
Pemukul getar merupakan unit alat pancang
yang bergetar pada frekuensi tinggi.
Add caption |
Alat berat crane Pile
driver
Rik telah terpasang pada alat berat crane
Langganan:
Postingan (Atom)